Adanya fitur pendeteksi pelamar kerja menjadi bukti bahwa teknologi AI makin merambah ke berbagai bidang di kehidupan manusia. Tidak terkecuali dengan proses rekrutmen di tiap-tiap perusahaan.
Hal ini dikarenakan, AI atau artificial intelligence memiliki kemampuan cerdas layaknya manusia. Teknologi ini hanya perlu diberikan pembelajaran serta melalui proses trial dan error. Dengan begitu, AI nantinya bisa bekerja mandiri dan membantu manusia dalam hal yang dikuasainya.
Daftar Isi:
4 Sistem Pendeteksi Pelamar Kerja
Untuk proses rekrutmen sendiri, saat ini sudah tersedia beberapa fitur berbasis AI yang dapat membantu seleksi kandidat karyawan. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Resume Parser
Resume parser adalah sistem yang dapat membantu personalia dalam mengurus CV kandidat karyawan. Sistem ini memungkinkan untuk menemukan orang-orang yang paling sesuai dengan kriteria kandidat yang dibutuhkan perusahaan.
Menariknya, tim HRD tidak perlu terlibat dalam penyortiran CV pelamar. Pengguna teknologi hanya perlu memberikan instruksi agar AI bekerja dengan optimal.
Contohnya, jika ingin mengkategorikan pekerja berdasarkan tingkat pendidikan, Anda dapat menuliskan syarat minimalnya. Dengan begitu, AI dapat mendeteksi orang-orang dengan kriteria tersebut.
2. Chatbots Penyortir Kandidat
Tidak hanya sampai di sistem penyortiran CV, teknologi AI juga bisa membantu perekrutan dalam hal lainnya. Salah satunya dalam menyortir kandidat dengan menggunakan fitur chat.
Teknologi ini dapat membantu perusahaan mendapatkan karyawan yang paling sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, calon karyawan juga bisa mendapatkan keadilan sebab terhindar dari sifat subjektif yang mungkin terdapat di beberapa personalia.
Untuk diketahui, sistem ini bekerja layaknya proses interview. Di mana, kandidat akan diberikan beberapa pertanyaan, lalu jawabannya akan dikumpulkan oleh AI. Lolos tidaknya karyawan dalam proses seleksi ini tergantung kesesuaian kriterianya dengan kebutuhan perusahaan.
3. Video Interviews dengan Teknologi AI
Pada dasarnya, interview yang dilakukan secara tidak langsung memang bukan sesuatu yang baru. Namun, sebelum kehadiran AI, interview tersebut kerap dirasa kurang maksimal karena beberapa hal.
Mulai dari video yang kurang tajam sehingga ekspresi wajah kandidat kurang terlihat, suara kurang jelas, dan sejumlah problem lainnya. Namun, dengan keberadaan teknologi AI, interview yang dilakukan dengan cara ini dipastikan lebih baik dan tampak lebih nyata.
4. Virtual Reality untuk Perekrutan
Jika sebelumnya virtual reality dikenal sebagai alat untuk bermain game, kini alat satu ini dapat digunakan dalam proses rekrutmen. Cara kerjanya tidak jauh berbeda dengan game VR, di mana kandidat akan diminta menyelesaikan permainan.
Bedanya, VR yang dibuat untuk merekrut karyawan dihadirkan dengan game simulasi pekerjaan di perusahaan yang membuka lowongan. Sistem VR untuk perekrutan ini bukan sekadar wacana, sebab telah ada sejumlah perusahaan yang menerapkan sistem ini, salah satunya adalah Jet.com.
Itulah informasi seputar sistem AI pendeteksi pelamar kerja yang dapat membantu proses rekrutmen kandidat karyawan. Di masa depan, sistem tadi berkemungkinan akan dikembangkan kembali sehingga dapat membantu perekrutan jadi lebih baik lagi.